Selasa, 31 Mei 2022

Tentang Menahan Diri

Sumber gambar : https://bit.ly/3x2SFGQ

Semakin dewasa, rasanya semakin sulit mengekspresikan juga mengapresiasi sesuatu. Bahagia itu tidak lagi sederhana walau kita sering bilang begitu. Katanya, Profesor David Blanchflowers dari Darmouth yang repot-repot menyurvei ribuan orang dari 132 negara, orang-orang mengalami kurva kebahagiaan berbentuk U terbalik yang artinya gitu, makin tua makin susah bahagia. Nanti pas sudah tua ya mudah bahagia lagi. 

Tapi di usia-usia sesaya ini, katanya, lagi susah-susahnya untuk bahagia. Bukan berarti tidak bahagia lho, tapi hal-hal receh yang tadinya bikin ketawa-ketawa macam main hujan-hujanan atau ngerjain orang, sekarang jadi nggak seru karena kebanyakan malu-malu. Pencapaian teman-teman yang dulu saat remaja bisa ikut kita banggakan, sekarang kok jadi terasa seperti tekanan. Memuji seseorang yang dulu mudah kita lakukan sekarang muncul ketakutan, takut orangnya kegeeran, takut orangnya mudah puas dan menurunkan performa, takut dianggap tidak tulus dan ada maunya. Ide-ide besar yang kita punya pun malu-malu ngumpet lagi di alam impian karena banyak ragu-ragu. Bahkan, mau menolong orang lain kadang mikirnya lama sekali sampai orangnya nggak butuh lagi. 

Padahal, itu sumber-sumber bahagia, yakan? Iya, harus waspada, iya harus ada waktunya menahan diri dan tahu situasi. Tapi bersenang-senang dan bersikap spontan, memuji setulus hati dan berbagi, mengeksekusi impian dengan berani menjejakkan langkah pertama, rasanya bolehlah sering-sering dilakukan di hidup yang hanya sekali ini. 

Btw, menulis ini karena lagi merasa stuck sekali dengan impian-impian yang dulu pernah sangat diperjuangkan dan overwhelmed sekali dengan rutinitas yang tidak ada jeda. Bagi saya, rutinitas membunuh kreativitas. Tapi mungkin, sayanya saja yang selalu terlalu keras dengan diri sendiri. Jadi, menuntut diri untuk selalu bisa seimbang bahkan dalam hal pencapaian. Padahal ya tidak selalu bisa begitu. 

Mungkin saya hanya perlu menepuk-nepuk bahu sendiri untuk sekadar berkata, "You've done well, Anggi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar