Juara 3 Lomba Menulis Klikhotel.com
Sekilas
Tentang Wisata Jawa Barat
Berwisata di Jawa Barat mungkin sudah sangat
familiar bagi kita. Kita tentu mengenal wisata kuliner dan wisata belanjanya.
Siapa yang tidak kenal brownis Amanda dan pisang bolen Kartika Sari? Siapa yang
tidak pernah dengar sentra sepatu Cibaduyut dan sentra jeans Cihampelas?
Kegemaran masyarakat akan hidangan Sunda yang kaya akan lalapan dan
sambal,menjadikan bisnis rumah makan Sunda di provinsi selain Jawa Barat juga
ikut mengalami kemajuan.
Industri kreatif yang berbasis kepada
nilai-nilai lokal kebudayaan pun berkembang pesat di sini. Dodol Garut yang
tadinya hanyalah oleh-oleh manis biasa dari Garut kini berkembang menjadi
sebuah merek dagang yang terkenal dengan nama ‚“Chocodot“ yaitu dodol garut
berbalut coklat. Cita rasa lokal bergabung dengan coklat menjadikannya
oleh-oleh yang naik kelas dan bisa diterima seluruh lapisan masyarakat. Lalu
masih ingat dengan keripik dengan level pedas yang berbeda-beda dengan merek
Ma’icih yang sangat terkenal? Hadirnya Ma’icih, menghilangkan kebosanan orang
akan keripik pedas dan malah membuat orang berlomba-lomba membelinya, menantang
dirinya untuk mencoba level pedas yang semakin tinggi.
Penduduk Jawa Barat yang masih memegang teguh
nilai budaya membuat Jawa Barat menjadi Provinsi yang maju tanpa meninggalkan
akar budayanya. Modern tapi klasik, maju tapi tetap santun. Saya rasa, hal-hal
tersebut yang mendorong Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu destinasi
favorit untuk liburan keluarga. Tidak hanya memikat wisatawan lokal, wisatawan
mancanegara pun terpikat akan keindahan dan keunikan provinsi yang beribukota
di Bandung ini.
Terlalu luasnya cakupan wisata di Jawa Barat
membuatnya tidak akan habis untuk dibahas. Setiap saat ada saja hal baru yang
berhasil diciptakan di sana yang kemudian membuat orang berduyun-duyun untuk
mendatanginya. Tapi saya akan mengulas tentang wisata yang dicintai semua orang
yaitu wisata alam Jawa Barat. Ya, Provinsi Jawa Barat memang memiliki hampir
semua potensi wisata alam yang luar biasa lengkapnya mulai dari laut,
pegunungan, kawah, dan danau. Semua orang berlomba-lomba mengunjungi Pantai
Parangtritis, Green Canyonnya Indonesia di Ciamis, hamparan kebun teh di
Lembang, Gunung Tangkuban Perahu, Kawah Putih, Situ Patengan dan masih banyak
lagi.
Salah satu tempat wisata alam yang banyak
menarik perhatian di Jawa Barat adalah sebuah danau dan sebuah kawah yang
berada dalam satu kawasan. Danau ini terletak di sebuah Desa bernama Desa
Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Situ
Patengan namanya. Sedangkan kawah yang cukup terkenal hingga dijadikan lokasi
syuting sebuah film cinta adalah Kawah Putih
Menuju
Situ Patengan dan Kawah Putih
Untuk mencapai ke Situ Patengan dan Kawah
Putih, apabila berkendaraan umum, anda dapat berangkat dari Terminal Leuwi
Panjang kemudian melanjutkan dengan elf (bis kecil) yang menuju Terminal
Ciwidey. Dari Terminal Ciwidey perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkot
kuning cerah jurusan Ciwidey-Situ Patengan. Anda dapat langsung turun di pintu
gerbang kawah selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan
yang disiapkan oleh pengelola objek wisata yaitu mobil shuttle.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi banyak
jalur alternatif yang ditempuh antara lain lewat Kopo, Mohammad Toha, Buah
Batu, atau Cimahi. Saya menganjurkan untuk lewat Cimahi karena biasanya tidak
macet. Selanjutnya tinggal mengikuti papan penunjuk jalan yang selalu ada
sampai kawasan wisata. Perjalanan menuju Situ Patengan dan Kawah Putih dari
Kota Bandung memang lumayan lama, hampir dua jam, tapi kita tidak akan merasa
bosan karena di sepanjang jalan mata kita disuguhi pemandangan hijau berupa
pohon-pohon besar, kebun strawberry, areal perkebunan teh Ranca Bali yang
sangat luas, dan kawasan hutan pinus cagar alam Patengan yang
menyejukkan. Lokasi Situ Patengan dan Kawah Putih tidak terlalu berjauhan hanya
sekitar beberapa menit saja.
Situ
Patengan
Untuk
masuk ke objek wisata Situ Patengan, anda akan dikenai biaya 6.000 rupiah per
orang. Bila membawa mobil dikenai biaya tambahan sekitar 10.000 rupiah untuk
biaya parkir. Begitu memasuki kawasan Situ Patengan, anada akan melihat banyak
danau-danau kecil lain selain danau utama yang sangat luas. Danau-danau itu
biasa dimanfaatkan oleh warga untuk mencari ikan. Total keseluruhan danau ini
sangat luas yaitu sekitar 45 Ha dengan kedalaman danau sekitar 3-4 meter.
Dengan kedalaman itu , banyak ikan air tawar yang hidup di dalamnya seperti
mujair, nila,mas,nilem,dan lele.
Air di Situ Patengan ini sangat tenang. Nyaris tidak ada riak. Duduk di pinggir
danau dan memandang
kemanapun, yang terlihat hanya danau yang luas dan pohon besar
dimana-mana. Wajar saja karena luas total kawasan Situ Patengan ini 150 Ha.
Jadi memang sangat luas. Danau yang luas itu dapat kita kelilingi dengan
menyewa perahu dayung, perahu motor, atau bebek-bebekan. Biaya sewa perahu
dayung sekitar 40.000 rupiah/orang, sewa perahu motor sekitar 200.000
rupiah/kapal, sedangkan bebek-bebekan sekitar 15.000 rupiah/orang.Biaya sewa
bebek-bebekan memang lebih murah karena menggunakan tenaga kita sendiri untuk
mengayuh.
|
Situ Patengan |
Mitos dan
Sejarah Situ Patengan
Mitos ataupun sejarah dari objek wisata
Situ Patengan sangat penting untuk diceritakan kembali karena hal ini telah
berkembang di masyarakat dan merupakan salah satu faktor daya tarik yang
sangat kuat dalam memikat pengunjung.
Alkisah di zaman dahulu hiduplah sepasang
kekasih bernama Ki Santang (Raden Indrajaya) dan Dewi Rengganis. Ki Santang
merupakan keponakan Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran) dan Dewi Rengganis adalah
putri dari Kerajaan Majapahit. Perang Bubat yang melibatkan Kerajaan Pajajaran
dan Majapahit memisahkan kedua sejoli tersebut dan membuat mereka melalui kisah
cinta yang berliku-liku, penuh rintangan, kepedihan,dan memilukan hati.Namun
karena rasa cinta yang sangat dalam, mereka saling mencari.
Saling mencari atau
yang dalam Bahasa Sunda adalah "pateang-teangan"inilah
yang menjadi asal mula nama Situ Patengan (dikenal juga sebagai Situ Patenggang
). Setelah saling mencari, kedua sejoli ini akhirnya dipertemukan kembali di
sebuah tempat yang kini bernama Batu Cinta.Rindu dan cinta yang begitu
mendalam, membuat mereka tak bisa menahan deraian air mata saat berjumpa
kembali, bahkan air di Situ Patengan ini dipercaya berasal dari air mata mereka
ketika mereka menangis saat berjumpa kembali.
Setelah berjumpa kembali, Dewi Rengganis
meminta dibuatkan kapal kepada Ki Santang untuk berlayar bersama. Kapal
inilah yang kemudian menjadi pulau berbentuk hati yang kini bernama Pulau
Sasaka atau lebih dikenal sebagai Pulau Asmara. Mitos yang dipercaya masyarakat
adalah apabila ada pasangan yang berkunjung ke Situ Patenggang ini kemudian
mengelilingi Pulau Asmara dan singgah di Batu Cinta maka kisah cinta mereka
akan langgeng seperti Ki Santang dan Dewi Rengganis yang kisah cintanya abadi
hingga kini.
Sejarahnya sendiri,
kawasan Situ Patengan ini sebelumnya adalah cagar alam, baru pada tahun 1981 dibuka
menjadi kawasan taman wisata hingga akhirnya bisa kita nikmati sampai sekarang
Batu Cinta dan Pulau Asmara
Dalam mitos Situ Patengan, disana ada
kisah tentang Batu Cinta dan Pulau Asmara. Uniknya Pulau Asmara ini berbentuk
seperti hati yang hanya bisa terlihat jelas apabila kita memandangnya dari atas
tentunya. Pulau Asmara ini terletak di tengah danau, sehingga bila kita mau
kesana kita harus menyewa perahu dayung atau perahu motor. Biasanya kita akan
dibawa mengelilingi pulau tersebut oleh supir perahu. Kemudian perahu akan
bersandar sejenak di Pulau Asmara sehingga kita bisa mengelilingi pulau untuk
berfoto-foto. Kita juga akan dibawa singgah ke Batu Cinta. Di Batu Cinta kita
bisa melihat banyak para pasangan muda yang datang karena tertarik dengan mitos
yang berkembang di masyarakat. Tetapi sayang, kondisi batu cinta penuh dengan
coretan-coretan. Kesadaran masyarakat masih sangat kurang untuk bisa menjaga
kebersihan objek wisata.
|
Pulau Asmara dari kejauhan |
Fasilitas Lain di
Situ Patengan
Untuk yang ingin bermalam, di objek
wisata Situ Patengan ini juga terdapat bungalow. Kondisi bungalownya tampak
bagus, terawat, dan kelihatan bersih. Seperti layaknya objek wisata
lainnya, namun di sekitar kawasan Situ Patengan juga banyak terdapat pilihan hotel untuk bermalam. Pilihan lengkap hotelnya bisa dilihat di klikhotel. Di Situ Patengan juga banyak tersedia tempat makan yang berderet di
sekitar area parkir dan di pasar. Iya, di sini juga terdapat pasar. Pasar kecil
berisi kios-kios yang menjual berbagai souvenir ataupun buah-buahan segar dan makanan untuk dibawa
pulang sebagai oleh-oleh.
|
Fasilitas Bungalow di Situ Patengan |
Kawah Putih
Kawah Putih merupakan objek wisata yang berada pada ketinggian sekitar 2.400 meter di atas permukaan laut, sehingga udara di sini begitu
sejuk dengan suhu antara 8 - 22 derajat Celcius. Kawah Putih merupakan sebuah kawah yang terbentuk dari
letusan Gunung Patuha pada
abad ke-10 silam. Kawah hasil letusan Gunung Patuha tersebut akhirnya terisi
dengan air hujan dan bereaksi dengan kandungan belerang yang ada di kawah
tersebut sehingga menjadi seperti sekarang Gunung Patuha sendiri konon berasal
dari nama Pak Tua atau Patua. Bahkan masyarakat setempat menyebutnya sebagai Gunung Sepuh yang
berarti gunung tertua di Jawa Barat. Sejak ratusan tahun lalu, Gunung Patuha dianggap
angker oleh warga sekitar..
Untuk memasuki Kawah Putih, pengunjung harus membayar tiket
masuk sebesar Rp 15 ribu per orang untuk
wisatawan lokal dan Rp 30 ribu untuk turis asing. Untuk parkir kendaraan
pribadi memang cukup mahal disini. Sebenarnya disediakan tempat parkir yang
murah di kawasan wisata ini, yaitu di dekat pintu masuk, namun jaraknya masih
jauh sekitar 5-6 kilometer dari lokasi kawah. Bagi pengunjung yang menggunakan
kendaraan umum, hanya bisa berhenti di depan pintu masuk dan dilanjutkan dengan
naik mobil khusus yang disediakan disana dengan ongkos Rp 10 ribu per orang
sampai di lokasi kawah.
Pemandangan
di sini sangat indah sehingga sayang sekali kalau mengunjungi objek wisata ini
tanpa mengabadikannya dengan kamera atau video. Pesona berupa hamparan
pemandangan kawah gunung yang membentuk sebuah danau dengan air yang warnanya
sering berubah. Kadang airnya berwarna putih, kadang sedikit kehijauan, bahkan
coklat muda. Hal ini terjadi karena adanya perpaduan dari tanah kapur dan
belerang pada suhu udara dan cuaca tertentu.
Sekeliling
kawah dikelilingi oleh pepohonan dan tebing kapur yang kokoh dan tinggi
menciptakan kesan tertutup dan misterius bagi Kawah Putih tersebut. Belum lagi
apabila kabut turun dari atas tebing menuju kawah, maka itu akan menjadi
pemandangan yang luar biasa indahnya seolah-seolah kita berada di negeri yang
lain.
Karena
keindahannya tersebut, Kawah Putih sering dijadikan tempat untuk melakukan
pra-wedding, syuting film, syuting video klip, dan perayaan momen-momen
romantis lainnya.
Kekayaan
flora dan fauna juga menjadi salah satu daya tarik dari objek wisata Kawah
Putih ini. Menurut penduduk sekitar, jika beruntung sambil berjalan-jalan
pengunjung bisa melihat aneka jenis flora langka, seperti bunga edelweis,
tanaman cantiqi yang harum, tanaman
lemo yang berkhasiat dapat mengusir binatang berbisa, dan vaccinium sebagai vegetasi tanaman khas kawah. Berbagai jenis fauna
yang sering terlihat oleh pengunjung dan penduduk sekitar seperti elang,
monyet, kancil, babi hutan, macan kumbang, dan macan tutul. Namun tentunya,
hewan buas seperti macan kumbang dan macan tutul kemungkinan berada di Gunung
Patuha.
|
Kawah Putih dan pemandangannya yang eksotis |
Mitos Kawah Putih
Sebuah
objek wisata alam, memang tidak bisa terlepas dari mitos atau kepercayaan
masyarakat setempat secara turun-temurun. Namun, sisi positif yang dapat
diambil dari beredarnya mitos tentang sebuah objek wisata adalah semakin
besarnya daya tarik objek wisata tersebut terhadap masyarakat. Begitu juga
dengan Kawah Putih. Dahulu, ada mitos yang mengatakan jika ada yang mendekat ke
puncak Gunung Patuha, manusia maupun hewan, maka akan mati.
Masyarakat
sekitar percaya bahwa puncak itu adalah daerah kediaman para jin. Dengan kata
lain, angker. Bahkan burung pun tidak ada yang berani lewat di atas puncak
Gunung Patuha. Mitos tersebut cukup lama berkembang di masyarakat hingga
akhirnya pada tahun 1837 ada seorang peneliti botanis kelahiran Jerman bernama
Dr. Franz Wilhelm Junghuhn melakukan ekspedisi ilmiah ke Gunung Patuha.
Gunung
Patuha yang saat itu masih berupa hutan belantara, ditembusnya. Saat melakukan
perjalanan, ia menemukan sebuah danau kawah yang indah. Dari dalam danau keluar
semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya menusuk hidung. Akhirnya
diketahui bahwa di lokasi tersebut terdapat kandungan belerang yang sangat
tinggi yang menyebabkan burung tidak mau terbang melintas di atas Kawah Putih.
Meski mitos tersebut telah terbukti salah,
namun masyarakat masih mempercayai bahwa di salah satu puncak Gunung Patuha yakni Puncak Kapuk, konon merupakan tempat pertemuan para
leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang
secara gaib terlihat sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat
disebut domba lukutan.
Untuk
melengkapi mitos dan cerita angker Gunung Patuha, di sekitar kawasan Kawah
Putih terdapat beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru,
Eyang Rongga Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Bas, dan
Eyang Jambrong.
Tambang Belerang Yang Telah Tertutup
Ada satu hal lagi yang menarik di Kawah Putih, yaitu adanya
bekas tambang yang telah tertutup dengan tulisan “Jangan terlalu lama berada di depan goa”. Bekas tambang itu
memiliki sejarah sendiri. Setelah ditemukan adanya kandungan belerang yang
cukup tinggi di Kawah Putih, pemerintahan Belanda membangun pabrik belerang
dengan nama Zwavel Ontgining.
Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang
dikendalikan langsung oleh pemerintah militer Jepang. Tulisan bernada
peringatan di mulut goa bekas tambang yang telah tertutup itu dibuat untuk
menghindari pengunjung dari menghisap belerang terlalu lama karena akan
berbahaya bagi kesehatannya.
Warna-Warni Indonesia
Merayakan warna-warni keindahan
Indonesia tidak akan pernah selesai. Setiap saat muncul destinasi wisata baru,
muncul keunikan baru dari suatu daerah, muncul keragaman yang baru diketahui
masyarakat luas. Hal ini kemudian menjadi sebuah trend dan keharusan untuk
mengunjungi keindahan-keindahan alam dan melihat kekayaan budaya tersebut.
Gencarnya kampanye untuk
menggiatkan potensi wisata dalam negeri tahun-tahun belakangan ini tampaknya
mulai menuai hasil. Dahulu berlibur ke luar negeri dianggap sebagai sebuah
trend bagi masyarakat kelas atas, namun sekarang promosi yang gencar dari dalam
negeri untuk menjadi turis di dalam negeri sendiri mulai menjadi trend baru di
masyarakat karena memang itu seharusnya yang terjadi, karena Indonesia punya
semua warna-warni keragaman budaya dan wisata yang tidak kalah hebat, tidak
kalah indah, tidak kalah menarik dengan wisata ke luar negeri.Semoga ke
depannya, kesadaran masyarakat untuk mencintai keragaman bangsa sendiri ini
akan terus mengalami kemajuan dari masa ke masa.
Bagi yang tertarik untuk berwisata ke
Jawa Barat, klikhotel adalah salah satu pilihan yang paling tepat. Selain
karena pilihan hotel yang cukup banyak (lebih dari 400 hotel di Jawa Barat bisa
anda pilih melalui klikhotel), diskon yang diberikan lewat pemesanan melalui
klikhotel juga cukup besar. Selain untuk pemesanan hotel secara online, saya
rutin mengunjungi blog klikhotel untuk mengetahui tentang tips berwisata ke
suatu daerah. Mulai dari tempat wisata kuliner yang enak sampai tempat
nongkrong favorit di daerah tersebut. Konfirmasi pemesanan melalui klikhotel
juga saya akui sangat cepat dan ramah bila dibandingkan situs-situs pemesanan akomodasi
perjalanan lainnya. Satu lagi yang membuat saya selalu puas akan pelayanan
klikhotel adalah infonya yang lengkap mengenai pelayanan yang akan kita peroleh
di suatu hotel dan info itu tertuang dalam bentuk visual yang indah untuk
memudahkan kita menentukan pilihan. Selalu menyenangkan mengunjungi klikhotel
dan merencanakan perjalanan bersamanya.