![]() |
dokumentasi pribadi |
Haaai!! Sudah berapa ratus tahun sejak terakhir kali posting di sini dan sore ini saya sungguh gabut. Kerjaan banyak tapi mood untuk menyentuh kerjaan tidak ada, jadilah balik ke sini. Tadinya tidak ada niat posting, tapi gara-gara membaca komentar dari Mbak Poppy dan main-main ke blognya, kok saya jadi ingin ngeblog lagi. Sesederhana itu ternyata motivasi eksternal saya. Padahal komentar Mbak Poppy tuh bukan komentar motivasi, sih tapi saat jalan-jalan ke blognya dan membaca tulisan-tulisan ringannya saya jadi ingin nulis. Berhubung ingin nulis tapi lagi nggak ada ide apa-apa, saya mau sharing cerita-cerita yang pernah saya bagikan di instagram dengan versi lebih lengkapnya tentu saja karena kalau di instagram saya dibatasi oleh jumlah huruf per postingan (dan juga ketertarikan netizen untuk baca caption panjang hahaha...).
Jadi awal tahun kemarin, SAYA MASUK YUCUB GAESSS!! Terharu ih ada yang mau bikin konten dengan saya walaupun yang nontonnya hanya puluhan orang tapi gapapa karena Si Piah ini memang baru membangun channel yucubnya. Oiya, jadi yang berbaik hati ngajakin saya untuk ngonten adalah Asmira Fhia. Teman yang dipertemukan oleh Kampus Fiksi. Nggak tahu kenapa, kalau teman-teman yang dipertemukan oleh Kampus Fiksi itu saya merasa jauh di mata dekat di hati. Jarang ketemu, bahkan ada yang belum pernah ketemu, tapi pas ketemu ya kayak teman lama yang langsung akrab bangaaats. Begitu juga dengan Piah ini. Jumlah pertemuan saya dan Piah, kalau dihitung jari, nggak habis satu tangan. Tapi setiap pertemuan selalu hangat, berkesan, dan pasti jadi salah satu memori paling indah di tahun itu.
Cerita dikit soal konten ini. Jadi, akhir Januari 2022, saat kebetulan ada tugas ke Jakarta, @asmirafhea alias Piah, ngajak ketemuan untuk ngomong-ngomong soal literasi di channel youtubenya. Benar-benar ngajak ketemu demi konten ini. Tanpa paksaan dari saya, lho. Wkwkwk...Janjian sore hari dan dia meluncur dari planet Bekasi ke daerah Kalibata tempat saya menginap. Saya janjian juga sore itu dengan Reti. Iya, Reti yang itu. Agak menyesal juga menggabungkan dua anak ini berbarengan karena saya jadi terdistrak dengan ulah Reti selama pembuatan konten dan lagi-lagi, Reti yang posesif ini berhasil akrab dengan teman saya.
Channel youtubenya Piah ini baru sekitar beberapa bulan hadir tapi punya konten-konten yang bagi saya sangat edukatif seperti ulas buku, ngobrol-ngobrol tentang kepenulisan bareng editor dan penulis, juga punya concern about parenting. Dengan latar belakang profesi Piah sebelumnya yang memang di media, skillnya soal teknik wawancara, editing, lighting dan hal-hal teknis lainnya tentu saja juara. Saat saya wawancarai balik kenapa dia memutuskan untuk membangun channel ini adalah ya salah satunya karena kegelisahannya sendiri soal media yang selalu berpihak kepada pasar. Setuju sih, jadinya hal-hal penting dan baik lainnya, terlewatkan karena ya pasar tidak terlalu suka.

wah, artis yutub, tonton ah ..
BalasHapusHahaha...gak ya, cuma nebeng nampang di konten orang.
Hapus