Selasa, 23 Desember 2014

Ibumu, Ibumu, Ibumu


Ibu
D. Zawawi Imron

kalau aku merantau lalu datang 
musim kemarau
sumur-sumur kering, daunpun gugur bersama reranting
hanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang meyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu


(Batang-Batang - Madura)


Ternyata banyak hal yang baru bisa saya pahami setelah menjadi seorang ibu.

Ternyata butuh waktu seperempat abad untuk akhirnya saya bisa mengerti segala limpahan kasih sayang dalam bentuk lirikan tidak suka, teguran keras, bahkan amarah yang pernah terlontar dari seorang ibu.

Sayang tidak selalu terungkapkan dengan kata-kata lembut, kadang ia berwujud daftar kalimat larangan.

Cinta tidak selalu dihadirkan dengan memenuhi semua permintaan, kadang ia ditunjukkan dengan sejuta penolakan.

Rindu tidak harus dalam rupa pelukan hangat setiap perjumpaan, ia bisa juga hadir dalam omelan panjang.

Ibumu, ibumu, ibumu..

Kemuliaan itu tidak lahir begitu saja,

Ia adalah buah keikhlasan menanggung segala keluh kesah selama sembilan bulan. 

Ia adalah nilai sebuah kerelaan bergelut dengan maut saat melahirkan.

Ia adalah penghargaan atas hari-hari penuh kelelahan.

Ia adalah pembalasan atas semua yang bisa diraih tapi ditinggalkan demi sebuah kebersamaan.

Ia adalah hadiah bagi pencarian ilmu demi menjadi madrasah pertama untuk buah hati.

Ia adalah kado atas kesibukan luar biasa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga yang selalu menanti.

Ia adalah janji atas hati yang penuh kesabaran menghadapi hari-hari sedih, kecewa, dan frustasi.


Selamat Hari Ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar