Sumber gambar :https://bit.ly/2USRWaD |
Menamatkan satu buku, saya akui saat
ini rasanya sulit sekali. Buku dengan ketebalan wajar, dibaca santai, biasanya
tidak butuh waktu satu hari. Tapi kini, bisa sampai 2-3 hari. Kenapa bisa
begitu? Kalau untuk saya pribadi, salah satu alasannya adalah kini saya terlalu
mudah terdistraksi. Lagi membaca, tiba-tiba teringat belum membalas chat. Chat
selesai dibalas, siap-siap membuka aplikasi Gramedia Digital untuk membaca lagi
eh jarinya mampir ke instagram, scroll story, scroll reels, nemu lagu bagus di
reels lalu cari di spotify, dengarkan sebentar ternyata enak, malah sibuk mindahin
lagu-lagu bagus ke playlist. Nemu video bagus di reels, malah penasaran cara
membuatnya, akhirnya foto diotak atik biar jadi video aestetik. Lupa kalau tadi mau baca.
Saat ingat kalau bacaan belum selesai, ada notif kalau 7-7 nya shopee segera
dimulai, jarinya pindah lagi ke shopee, pilih-pilih barang, masukkan keranjang,
check outnya biasanya nanti. Ditimbang-timbang lagi. Dicari-cari lagi gratis
ongkirnya. Kadang malah lupa checkout karena hanya seru milih-milih barangnya
saja. Bacanya ya lupa lagi. Beberapa jam kemudian begitu lagi, baru baca beberapa halaman, ada notif
twitter masuk, kasih tahu kalau seleb idola posting fleets. Buru-buru lihat.
Ternyata ya gitu aja. Tapi jarinya sudah terlanjur nyekrol timeline dan tahu
sendiri, timelinenya twitter dan juga quora itu mirip kasur di pagi hari saat
hujan. Posesif. Tidak bisa kalau cuma ditengok sebentar saja, maunya sama dia
lama-lama. Akhirnya, iya jadi baca, baca tweet tapi.
Jadi, gara-gara kegiatan membaca yang terus terdistraksi ini, bikin saya mikir
sendiri, kalau sudah terlalu banyak juga ya waktu yang dibuang untuk sekadar
berurusan dengan social media dan segala hal-hal yang maya dan penilaian
manusia ini. Iya, tidak semuanya nirfaedah. Instagram lucu lucu, twitter dan
quora seru-seru, aplikasi belanja juga sangat membantu walau kadang-kadang, social media juga
bikin emosi, bikin malu-malu muncul rasa iri, bikin suudzon ke temen sendiri,
bikin pikiran traveling ke sana sini. Eh, tapi cuma kadang-kadang. Seringnya
mencerahkan, inspiratif, dan membuka wawasan baru juga, kok.
Tapi ya udah gitu aja, kan? Gitu aja kalau dibandingkan dengan banyaknya kegiatan lain
yang ternyata sudah lama tidak dilakukan karena ya itu tadi terdistraksi dengan
social media. Seperti membaca, menulis, berkebun, merajut, menari, membaca puisi, SKJ, menyapa tetangga, mengisi teka-teki silang, and
you name it. Banyaklah intinya. Dan ternyata , setelah hampir beberapa minggu memutuskan untuk jarang-jarang mampir di social media, saya baik-baik saja dan tidak kenapa-kenapa juga. Paling ketinggalan info yang lagi hits, paling ketinggalan
kuliner yang lagi rame, paling ketinggalan mampir di cafe baru yang instagramable,
paling ketinggalan cerita si ini atau si itu yang sekarang lagi gini atau gitu.
Udah kok gitu aja. Selebihnya ya mudah-mudahan, bisa lebih banyak buku yang
dibaca, bisa lebih banyak cerita yang dibagikan ke orang-orang terdekat saja, bisa lebih banyak menghasilkan karya, dan bisa lebih banyak sapa yang diberikan lewat tatap muka. Mudah-mudahan ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar