Sabtu, 17 Juli 2021

Terdistraksi Social Media

 

Sumber gambar :https://bit.ly/2USRWaD

Menamatkan satu buku, saya akui saat ini rasanya sulit sekali. Buku dengan ketebalan wajar, dibaca santai, biasanya tidak butuh waktu satu hari. Tapi kini, bisa sampai 2-3 hari. Kenapa bisa begitu? Kalau untuk saya pribadi, salah satu alasannya adalah kini saya terlalu mudah terdistraksi. Lagi membaca, tiba-tiba teringat belum membalas chat. Chat selesai dibalas, siap-siap membuka aplikasi Gramedia Digital untuk membaca lagi eh jarinya mampir ke instagram, scroll story, scroll reels, nemu lagu bagus di reels lalu cari di spotify, dengarkan sebentar ternyata enak, malah sibuk mindahin lagu-lagu bagus ke playlist. Nemu video bagus di reels, malah penasaran cara membuatnya, akhirnya foto diotak atik biar jadi video aestetik. Lupa kalau tadi mau baca.

Saat ingat kalau bacaan belum selesai, ada notif kalau 7-7 nya shopee segera dimulai, jarinya pindah lagi ke shopee, pilih-pilih barang, masukkan keranjang, check outnya biasanya nanti. Ditimbang-timbang lagi. Dicari-cari lagi gratis ongkirnya. Kadang malah lupa checkout karena hanya seru milih-milih barangnya saja. Bacanya ya lupa lagi. Beberapa jam kemudian begitu lagi, baru baca beberapa halaman, ada notif twitter masuk, kasih tahu kalau seleb idola posting fleets. Buru-buru lihat. Ternyata ya gitu aja. Tapi jarinya sudah terlanjur nyekrol timeline dan tahu sendiri, timelinenya twitter dan juga quora itu mirip kasur di pagi hari saat hujan. Posesif. Tidak bisa kalau cuma ditengok sebentar saja, maunya sama dia lama-lama. Akhirnya, iya jadi baca, baca tweet tapi.

Jadi, gara-gara kegiatan membaca yang terus terdistraksi ini, bikin saya mikir sendiri, kalau sudah terlalu banyak juga ya waktu yang dibuang untuk sekadar berurusan dengan social media dan segala hal-hal yang maya dan penilaian manusia ini. Iya, tidak semuanya nirfaedah. Instagram lucu lucu, twitter dan quora seru-seru, aplikasi belanja juga sangat membantu walau kadang-kadang, social media juga bikin emosi, bikin malu-malu muncul rasa iri, bikin suudzon ke temen sendiri, bikin pikiran traveling ke sana sini. Eh, tapi cuma kadang-kadang. Seringnya mencerahkan, inspiratif, dan membuka wawasan baru juga, kok.

Tapi ya udah gitu aja, kan? Gitu aja kalau dibandingkan dengan banyaknya kegiatan lain yang ternyata sudah lama tidak dilakukan karena ya itu tadi terdistraksi dengan social media. Seperti membaca, menulis, berkebun, merajut, menari, membaca puisi, SKJ, menyapa tetangga, mengisi teka-teki silang, and you name it. Banyaklah intinya. Dan ternyata , setelah hampir beberapa minggu memutuskan untuk jarang-jarang mampir di social media, saya baik-baik saja dan tidak kenapa-kenapa juga. Paling ketinggalan info yang lagi hits, paling ketinggalan kuliner yang lagi rame, paling ketinggalan mampir di cafe baru yang instagramable, paling ketinggalan cerita si ini atau si itu yang sekarang lagi gini atau gitu. Udah kok gitu aja. Selebihnya ya mudah-mudahan, bisa lebih banyak buku yang dibaca, bisa lebih banyak cerita yang dibagikan ke orang-orang terdekat saja, bisa lebih banyak menghasilkan karya, dan bisa lebih banyak sapa yang diberikan lewat tatap muka. Mudah-mudahan ya...

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar