Jumat, 03 Februari 2017

Day #28 Writing Challenge "A Confession"

Gambar dari sini

Jeng..jeng..jeng...

Hari ke 28 dan temanya agak menantang. Pengakuan. Pengakuan ini biasanya diikuti dengan kata 'kesalahan' karena kalau mengaku yang baik-baik, orang jarang percaya hehehe. Lagian hal yang baik harusnya tidak perlu diaku-aku, kan? 
Sembunyikan kebaikanmu seperti kamu menyembunyikan dosa-dosamu #tsah
Jadi, pengakuan apa yang mau saya buat di sini? Pengakuan receh pastinya karena sebagai seseorang yang sangat biasa-biasa saja, tidak ada hal besar yang saya sembunyikan yang akan mengguncang dunia persilatan. Beda kalau pengakuan artis atau pejabat. Semicin apa pun pengakuan mereka, pasti akan disimak dengan khidmat. Jangankan pengakuan, pernyataan receh pun pasti disimak. Misalnya pengakuan seorang artis kalau supirnya ganteng, besok-besok bisa langsung jadi headline di LINE TODAY. Lah kalau saya ngaku begitu, yang nyimak pasti geleng-geleng. Pertama karena saya nggak punya supir. Kedua karena setiap cowok pasti saya bilang ganteng. Jadi memang saya tidak ada bakat membuat berita fenomenal. Omong-omong soal LINE TODAY, saya baru menyadari kalau sekarang ada fenomena seleb-LINE TODAY selain selebtwit dan selebgram. LINE TODAY lumayan rajin membuat berita tentang orang-orang biasa tapi ganteng/cantiknya kayak artis. Contoh beritanya misalnya : NENG IPAH POLWAN CANTIK, HATI-HATI TATAPANNYA BIKIN KAMU MELELEH atau INI DIA 14,5 COWOK GANTENG PEKERJA DI ALFA****, BIKIN KAMU MAU BELANJA TERUS dan berita-berita nganu lainnya.

Tuh, kan saya jadi kemana-mana bahasannya. Jadi saya mau mengaku kalau saya tuh sekarang lagi galau banget soal manusia dan angka-angka. Sejak beberapa bulan terakhir mendata nama-nama keseluruhan pegawai di instansi, saya mendadak melow karena laporan yang akan saya berikan ini hanya berupa angka-angka. Angka-angka yang masih ditoleransi kesalahannya beberapa persen. Padahal beberapa persen itu adalah kepala orang. Lalu saya jadi ingat waktu bekerja di perusahaan swasta dulu. Semua laporan kedatangan customer akan menjelma menjadi angka-angka. Mengapa angka-angka ini berkurang? Mengapa angka-angka ini tidak membeli lebih banyak? Mengapa angka-angka ini tidak datang lagi? Mengapa angka-angka ini tidak bertambah banyak? Saya tahu sih, mereka yang berada di level managerial tentu tidak akan punya cukup waktu untuk mengenal bahwa angka-angka ini adalah si A, si B, si C, dan lain-lain. Si A, B, C dkk itu adalah manusia yang memiliki kompleksitas sendiri. Mengenal Si A, B, C, dkk itu adalah tugas saya dkk yang ada di bagian operasional. Yang bersentuhan langsung dengan mereka, juga memahami kebutuhan mereka. Tapi karena saya dkk telah diharuskan untuk mencapai tujuan yaitu mencetak angka-angka di laporan agar bertambah banyak, maka cara kami mengenal dan memahami A, B, C, dkk bukanlah dengan mengenal mereka sebagai manusia tetapi sebagai calon angka-angka. Kami berbisnis dengan angka-angka, bukan dengan manusia. Kami tidak pernah peduli mengapa si A, B, C, dkk jarang datang lagi, yang paling penting adalah mereka mau datang lagi besok atau lusa. Demi itu, kami akan berikan diskon besar-besaran bahkan hadiah tanpa mau mengevaluasi diri

Jadi menemukan situasi yang sama di tempat yang berbeda, membuat saya melow lagi. Sekian. Selamat hari Jumat.

8 komentar:

  1. soal kerjaan da angka-angka itu, ya ya saya jd teringat waktu dulu sering posting ga jelas di blog saya yang lama, yg beberapa ada ttg keluhan suasana kantor dan sekitarnya, yang tampaknya kerja hanya semata-mata demi uang & jabatan, sungguh klasik sekali, kadang tak peduli rekan, bawahan dan orang sekitar, jd egois hanya gara-gara hal yang sebenarnya gak penting-penting amat dan ga abadi itu..

    jadi ya bersabarlah, badai pasti berlalu, walau angin topan yang lain pasti akan menunggu di ujung jalan #lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, makasi ya, Mas.

      Omong-omong,baca komennya kok saya jadi pengen denger lagu Badai Pasti Berlalu itu ya?

      Hapus
  2. Angka-angka memang menyebalkan ya, tan. Dingin dan membosankan. Padahal manusia kan dinamis dan beragam, walau kadang manusia juga nyebelin sih wkwkwk >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi bayangkan gimana kalau manusia yg kadang menyebalkan itu diwujudkan dalam angka-angka yang dingin dan menyebalkan juga, Tan...betapa sangat menyebalkannya ya? *hitung ada berapa kata menyebalkan dalam kalimat di atas* ahahaha...

      Hapus
  3. di mataku, orang yang betah bergelut sama angka-angka itu orang yang keren. karena aku nggak betah. bhahahhaa
    tanGi keren emang! =))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, aku nggak termasuk dalam golongan orang yang betah, Piah. Ini ter-pak-sa :((

      Hapus
  4. Tulisan ini cocok juga utk tema 'something thats kicking ass right know' *lalu inget ema tsbt yg blm ditulis* -____-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulis, Ru. Aku malah bingung ini mau tulis tema apa lagi..ahahha

      Hapus