Kamis, 05 Januari 2017

Day #8 Writing Challenge "What You Ate Today"

Apa yang saya makan hari ini? Kalau saya jawab 'makan ati' boleh? Huft, asli hari ini saya 'makan ati' banget. Tapi sudahlah, hal tersebut sangat tidak penting untuk dibahas di sini. Jadi tema writing challenge hari kedelapan ini adalah apa yang saya makan hari ini. 

Terus terang, sedari tadi pagi sampai sekitar jam 2-an siang saya belum makan apa-apa kecuali combro, gudeg, dan tumpeng. Mulut saya baru sempat silaturahmi dengan nasi ya sekitar jam 2 itu tadi. Eh, saya tidak becanda soal combro #yedibahas. Tadi pagi saya memang sempat makan combro yang dijual di pinggir jalan menuju kantor. Combronya enak banget dan agak pedas. Jadi dimakan tidak pakai nasi cabai pun sudah bahagia. 

Untuk makan siang, saya memilih menu, 'samain aja' dengan teman kantor yang memesan nasi bungkus. Ternyata memesan menu, 'samain aja' itu membuat hidup lebih berwarna. Bagaimana deg-degannya saat nasi bungkus itu datang dan kita belum tahu lauk dan sayur apa yang ada di dalamnya. 

Buka tidak ya...buka tidak ya...

Ternyata saya dipesankan nasi, ikan sambal, sayur tumis toge sawi, sambal terong teri, dan tempe goreng. Porsinya besar sehingga saya agak menyesal kenapa tadi tidak beli dua bungkus #eh

Untuk makan malam, tadinya saya mau pesan nasi goreng yang biasa mangkal di depan jalan karena sudah kepingin dari beberapa hari yang lalu. Fyi, nasi goreng ini enak banget. Beberapa hari yang lalu saya hubungi ponselnya berkali-kali tapi tidak diangkat lalu dia mengirim pesan singkat yang isinya

Masih di jawa dek. Habes taun baru nti berangkat.

Tadi saya hubungi lagi ponselnya, tidak diangkat juga. Beberapa menit kemudian, ada pesan singkat lagi  masuk ke ponsel saya

Nti dek baru berangkat hari minggu nti

Ya...ya...ya. Beberapa bulan lagi juga judulnya sehabis tahun baru. Si Bapak PHP banget dah!

Karena semua kendala itu, akhirnya saya melirik meja makan. Ada sambal goreng dan ikan asin pedas, oleh-oleh Mama saat mengunjungi adik di Banjarmasin. Kebetulan suami tadi juga membeli gorengan yang populer banget kalau di lingkungan rumah saya. Antriannya panjang terutama kalau bulan Ramadhan. Terutama sih saya suka pisang gorengnya yang tidak lembek tapi manis.

Jadi itu tadi yang saya makan seharian ini. Selamat makan dan jangan pernah mencaci orang di social media, ya. *efek makan ati*

Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya.



12 komentar:

  1. wahaha, sabar, taaan... orang yang bikin makan ati niscaya nggak bisa menikmati makan nasi 'samain aja'... :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, fhe. Aku sabar kok. Nunggu mulut silaturahmi sama nasi saja aku sabar, kok...apalagi cuma 'makan ati' :")

      Hapus
  2. Karena ini ada makanan jd coba ikut komentar deh,tp komentarnya pengennya biar kayak memberi nasehat gtu...gmna ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Gimana kalau komentar, "jangan lupa berdoa sebelum makan?"

      Hapus
    3. Gmna klo "jangan lupa berdoa sebelum kita tidur" kayak lirik lagu yg penyanyinya...suka

      Hapus
    4. Iya yang penyanyinya ganteng sedunia :P

      Hapus
    5. Iya.iya...ganteng sedunia

      Hapus
  3. Kamu kok makannya enak-enak mele, tan :'))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku dikelilingi (penjual) makanan-makanan enak, Fur. Aku pengen makanan-makanan itu abadi dengan cara menimbunnya dalam bentuk lemak #pembenaran

      Hapus
  4. Aku bosen, Mbak, makan ati mulu. Tapi, sudah tau bosen kok ya masih aja dimakan. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku bukannya mau 'makan ati' tapi seringnya disuapin dengan penuh pemaksaan. Jadinya ketelen deh. Huft..:(

      Hapus